Rabu, 11 Januari 2017

Makalah SISTEM INFORMASI Pertanian



MAKALAH Sistem Informasi Petani







Nama          : Ahmad Farid
Kelas          : 2KA28
NPM           : 10115325







Universitas Gunadarma
2016





KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




                                                                                    Jakarta , 13 November                                                                                                                                                                                                             
                                                                                      Penyusun






DAFTAR ISI :
KATAPENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
1. LATAR BELAKANG........................................................................................................4
2.TUJUAN...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6-9
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................
REFERENSI........................................................................................................











                             BAB 1 PENDAHULUAN

         1. LATAR BELAKANG
           Indonesia merupakan negara dengan potensi yang luar biasa. Luar lahan yang      membentang dari Papua hingga Aceh dengan berbagai potensi pertanian yang baik.    Persentase sumbangan sektor pertanian terhadap PDB memiliki kecenderungan   meningkat pada periode tahun 2005-2008. Di tahun 2008, persentase tersebut mencapai 14,68 persen, dengan total PDB sebesar 345.302,8 (angka sangat sangat   sementara). PDB sektor pertanian pada tahun 2007 adalah sebesar 547.235,6 milyar   rupiah, dengan persentase 13,83 persen dibandingkan 2 sektor lainnya. Angka PDB         tersebut mengalami peningkatan sebesar 26,31 persen dibanding tahun sebelumnya.        Pada subsektor peternakan persentase sumbangan terhadap PDB mengalami fluktuasi   hingga tahun 2008. Pada tahun 2008, kontribusi subsektor peternakan terhadap PDB   adalah 1,57 persen, dengan PDB sebesar 37.010,7 milyar rupiah (BPS 2008).
  Diluar potensi yang ada, pertanian masih memiliki masalah yang berlarut-larut dan sulit untuk diselesaikan. Kemiskinan diperkirakan berasal dari sektor pertanian yang  mampu menyerap tenaga kerja yang mencapai 50 juta penduduk Indonesia (BPS,2011). Kemiskinan diindikasikan berasal dari sektor pertanian terlihat dari           kontribusi kemiskinan di pedesaan yang mencapai 63,5 persen dan mata pencarian dipedesaan merupakan pertanian. Harga murah saat panen, harga pupuk yang meningkat cepat pada masa pemupukan, cuaca yang tidak diprediksi petani, hingga risiko yang tinggi menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh petani. Salah satu contoh yang adalah informasi mengenai ketersediaan beras nasional. Kesimpangsiuran informasi menyebabkan pemerintah tetap melakukan impor yang tentunya sangat merugikan petani. Oleh karena itu, butuhkan sistem yang tepat dan   kebijakan yang mendukung pertanian Indonesia.
         

2. TUJUAN PENULISAN
          A. Supaya kualitas pertanian semakin meningkat
          B. Supaya kebutuhan informasi terkait dengan pertanian dapat diakses       dengan cepat


















BAB II
PEMBAHASAN
Petani adalah tulang punggung pangan di Indonesia, tetapi saat ini mereka dituntut untuk meningkatkan kualitas hasil pertaniannya supaya bisa bersaing dengan produk pertanian import. Disisi lain, hasil produksi petani tergantung sekali dengan lokasi yang berhubungan dengan cuaca, kondisi tanah, dan kondisi alam lainnya. Mereka      sangat membutuhkan informasi pertanian yang terbaru, tetapi kendala yang muncul adalah tenaga penyuluh pertanian umumnya punya keterbatasan, antara lain banyak yang tidak mengenal lokasi dan petunjuk pertaniannya-pun juga merujuk ke aturan baku pertanian tanpa melihat muatan lokal. Kendala lainnya yang berhubungan dengan penyampaian informasi adalah petani umumnya berpendidikan rendah-menengah, kadang-kadang masih ada yang buta huruf, dan masih gagap dengan teknologi terkini.
Dengan kondisi Indonesia sebagai negara agraris dan negara maritim.Produktivitas sektor pertanian memberi kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional, yaitu sekitar 13,3% dari PDB Q-IV 2013 atau merupakan penyumbang ketiga terbesar PDB (BPS, 2013). Sementara itu data BPS juga menunjukkan bahwa sektor ini menyerap tenaga kerja terbesar, yaitu berkisar 35% dari total tenaga kerja. Namun demikian, petani memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Hal ini ditunjukkan dari data jumlah penduduk miskin dengan kategori bekerja mayoritas adalah petani sebesar 52,8% (BPS, 2013).
Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, salah satunya adalah dalam sektor pertanian terdapat kebutuhan informasi yang terkini dan tidak dapat diakses dengan cepat. Adanya assymetric information ini mengakibatkan bargaining position petani dan nelayan tersebut menjadi lemah. Oleh karena itu, dalam rangka mengatasi permasalahan ini perlu dilakukan penyediaan sistem informasi bagi petani dan nelayan, yaitu harga bahan input seperti harga pupuk, benih, obat hama, informasi pendukung, seperti cuaca dan cara bercocok tanam/distribusi, serta harga jual produk. Penyediaan Sistem Informasi Bagi Petani (SIP) atau Mobile Agriculture harus bersifat simple, user friendly dan dengan biaya yang terjangkau. Salah satu model diseminasi informasi tersebut melalui telepon genggam. Hal ini mengingat cukup tingginya pengguna telepon genggam di Indonesia.
solusi yang bisa ditawarkan adalah membangun sistem informasi petani (SIP) dengan muatan lokal, sehingga dalam hal ini diperlukan peran-serta petani sendiri untuk memberikan pengalaman pertaniannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membangun sebuah template website berbasiskan Content Management System (CMS) atau Wiki atau Blog dimana nantinya bisa di-install dan dijalankan secara offline di beberapa lokasi (Desa atau Balai Penyuluhan) yang kebanyakan masih belum terjangkau internet, dengan memasang server internet desktop. Untuk lokasi-lokasi yang bisa dijangkau internet (walupun dengan akses dial-up) maka perlu dilengkapi sebuah aplikasi di dalam template website yang bisa mengupdate database dan file pendukung ke sebuah SIP Center secara otomatis (dalam kondisi online). Sebenarnya cukup dengan 3 menu utama yaitu Informasi Umum, Produk/komoditi, dan Pasar. Informasi umum bisa berisi tentang lokasi (desa,kecamatan,kab), penduduk, kelompok tani, potensi pertanian di daerah itu, peta lokasi dsb). Menu Produk/komoditi yang perlu diutamakan disini karena disinilah roh dari SIP ini. Produk pertanian jumlahnya banyak dimana masing-masing produk mempunyai petunjuk teknis, permodalan/cash flow, mungkin ada sukses story. Semua informasi produk ini juga harus punya struktur yang rapi, misalnya setiap produk/komoditi cukup dengan petunjuk teknis pertanian dengan tahapan yang jelas, termasuk biaya yang dibutuhkan dan prakiraan hasil panen. Informasi pasar, juga bisa diupdate dengan cara pengiriman SMS.
Pelatihan Admin dari petani lokal (yang lebih terpelajar), perlu dilakukan untuk memelihara, mengupdate isi website dengan muatan lokal, dan dilatih juga untuk menggerakan/melatih petani lain untuk menggunakan website SIP. Sistem Informasi Pertanian Indonesia merupakan salah satu pemikiran didalam pemerataan informasi. Sistem Informasi Pertanian merupakan kerja bersama antara Kementrian Pertanian dengan Kementrian Informasi dan Komunikasi, maupun kelembagaan lainnya. Fungsinya adalah penyeberan informasi harga sehingga tidak dipermainkan tengkulak, informasi akan harga input produksi berikut lokasi dimana dapat diperolehnya, hingga informasi kondisi iklim maupun cuaca yang fungsinya adalah memprediksi waktu tanam yang tepat.
Sistem Informasi Pertanian diawali dengan pembangunan workgroup melalui jalinan disetiap desa penghasil produk pertanian. Work grup tersebut meliputi komputer-komputer yang terpasang disetiap desa melalui gapoktan dan tersambung dengan administrator yang berlokasi ditinggatan yang lebih tinggi seperti Kabupaten. Informasi yang ada disesuaikan dengan kebutuhan yang informasinya diperoleh dari kelembaggan terkait.
Setiap elemen Sistem informasi bisnis yang terdiri dari orang, prosedur, data, software-program, dan hardware-komputer harus terpenuhi. Elemen pertama yaitu orang merupakan sumberdaya yang penting. User harus memiliki kemampuan pengoperasian komputer dasar bagi yang berada di masing-masing desa. Informasi yang diberoleh oleh user ditingkat desa selanjutnya menginformasikan kepada seluruh masyarakat pertaninnya melalui pesan singkat (sms) atau melalui media komunikasi lainnya. User ditinggkat Kabupaten maupun Pusat merupakan administrator yang bertanggung jawab dan berbentuk kelembagaan bertanggung jawab didalam penyebaran informasi.
Prosedur yang merupakan elemen kedua memberikan SOP yang jelas didalam penyebaran informasi. Prosedur harus mampu bersifat dua arah dimana user di desa melalui jaringan workgroup melaporkan kondisi aktual dimasing-masing desa mengenai keadaan pertanian ataupun sosial masyarakatnya. Administrator ditingkat Kabupaten mengolah informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan bertanggung jawab didalam penyampaian informasi yang benar dan sesuia dengn kebutuhan.
Data merupakan elemen ketiga didalam sistem informasi bisnis.Data merupakan informasi yang berharga yang bersumber dari kondisi aktual dilapangan yang dilaporkan user ditingkat desa ataupun informasi dari kelembagaan terkait. Informasi yang penting untuk diinfokan seperti kondisi pasar beserta harga komoditas dari Kementrian Perdagangan, informasi teknis budidaya, penyediaan input,pengolahan pasca panen dari Kementrian Pertanian, informasi kondisi iklim atau cuaca yang dapat dimanfaatkan pada pemilihan waktu tanam dari BMKG. Data tersebut harus diolah dan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi dan kebutuhan yang ada.
Software – Program yang merupakan elemen keempat Sistem Informasi Bisnis menggunakan software yang mudah digunakan. Program jaringan berupa portal yang menginformasikan secara lengkap. Administrator harus mampu mengolah dan mengaplikasikan sotware tersebut dengan baik. Portal yang dibuat harus bersifat dua arah sehingga dapat saling berbagi informasi baik dari user di desa maupun administrator.
Hardware – Komputer yang digunakan merupakan inventaris yang dimiliki pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi. Kementrian Informasi pun bertanggung jawab didalam perawatan. Komputer merupakan elemen ke lima dan sangat penting didalam proses Sistem Informasi Pertanian Indonesia. Kedudukan Komputer tersebut di desa bisa ditempatkan di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau Kantor Kepala Desa dengan Kriteria mudah diakses oleh seluruh masyarakat namun digunakan secara bertanggung jawab.
Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya petani dan pelaku pertanian serta kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyebarluasan informasi, salah satu solusi yang ditawarkan dalam rangka mengatasi persoalan transfer teknologi dan pengetahuan pertanian adalah pemanfaatanteknologi informasi yang untuk penyuluhan pertanian dikenal dengan sebutan “cyber extension” yang merupakan penggunaan jaringan on-line, computer dan digital interactive multimedia untuk memfasilitasi diseminasi teknologi pertanian. Model ini dipandang sangat strategis karena mampu meningkatkan akses informasi bagi petani, petugas penyuluh, peneliti baik di lembaga penelitian maupun di universitas serta para manajer penyuluhan. Selain menggunakan “cyber extension” penyuluhan pertanian saat ini juga menggunakan multiple information system bagi masyarakat pedesaan untuk mendukung usaha dan bisnis pertanian serta perbaikan ekonomi rumah tangga masyarakat pedesaan. yan digunakan seperti Multiple communication systemtelephone, wireless information system, off-talk communication, FAX, CATV, personal computer communication, video tex, satellite communication system, internet (EI-net), television telephone system. Dengan adanya teknologi yang digunakan dalam penyuluhan pertanian diharapkan dapat meningkatkan layanan penyuluhan pada aktivitas petani dalam menyediakan inovasi pertanian yangsemakin advance dan membantu petugas penyuluhan pertanian dalam memainkan peran yang mengkoordinasi unsur pertanian di daerah agar dapat menjalin kerjasama denganpihak-pihak atau otoritas terkait.
Satu hal vital terkait dengan penyuluhan yang juga perlu mendapatkan fokus perhatian dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam memberikan layanan penyuluhan adalah menumbuhkan dan membangun kolaborasi antara lembaga pemerintah (penyuluhan dan penelitian), pihak swasta dan universitas agar penyuluhan pertanian di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan petani dapat merasakan manfaat dari kegiatan penyuluhan pertanian.





BAB III
KESIMPULAN
Sistem Informasi Pertanian Indonesia harus mampu memberikan pemerataan informasi diseluruh masyarakat terutama yang berhubungan dengan pertanian. Petani harus mampu melaporkan kondisi rill dilapangan seperti masalah pertanian hingga besaran panen yang selanjutnya menjadi data pemerintah dan penunjang didalam pengambilan keputusan. Informasi yang ada harus mampu memutus rantai masalah-masalah yang ada seperti penguasaan informasi pasar oleh pengumpul yang pada akhirnya penentuan harga bisa menjadi lebih adil. Informasi yang ada harus mampu menunjang kegiatan pertanian seperti waktu tanam yang tepat sesuai kondisi iklim dan cuaca.

REFERENSI
1.     https://id.wikipedia.org/wiki/Petani
2.     https://id.wikipedia.org/wiki/CyberExtension