Kamis, 19 November 2015

Masalah Sosial Pedofil ( Makalah-2)







                                                      PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.


P e n y u s u n

N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
10115325
Ahmad Farid





Program Sarjana Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA



















KATA PENGANTAR
Pertama-tama, penulis panjatkan puja serta puji kita ke-hadirat Tuhan YME karena rahmat dan kasih-Nya sehingga Makalah ini dapat selesai dengan baik meskipun tidak dipungkiri masih banyak kekurangan dari penulisan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang maraknya kasus pedophilia yang sering terjadi akhir akhir ini. aparat penegak hukum dan masyarakat harus menangani kasus ini dengan serius karena jika di biarkan saja akan makin berbahaya
Semoga dengan makalah ini sedikit-banyaknya dapat berguna bagi kita semua
Terima Kasih

Jakarta, NOVEMBER 2015 
                                                                                                                                          Penyusun
                                                                                                                                         
  

                                                                                                                                          Ahmad Farid

DAFTAR ISI

Pernyataan..........................…………………………………………………….......ii


KATA PENGANTAR……………………………………………………………..iii


DAFTAR ISI……………..…………………………………………………………iv


BAB.1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..……………………………………………………………………1
2. Tujuan……………………………………………………………..................…….1
3. Sasaran…………………………………………..…………………………………1


BAB.2. PERMASALAHAN
1. Pengertian.................................................................................................................2
2.Ciri Ciri Pedofil....................................................................................2-3
3.Tindak Pencegahan……………...........………………………………………………..3
3.A. Stregth.....................................…………….…………………………………….4
3.B. Weakness....................................……………………......……………………….4
3.C. Opportunity……………………...........................……………....………………4
3.D. Therats.......................................…………………………………………......…..4

BAB.3. Kesimpulan dan permasalahan
1. Kesimpulan…………………………………………..……………………………5
2. Rekomendasi………………………………………………………………………5


REFRENSI.....................................................................................6





BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pedophilia merupakan gangguan perkembangan psikoseksual atau penyelewengan fungsi seksual. penyimpangan ini bisa terjadi
karena adanya pengaruh lingkungan,adanya trauma psikologis,moral yang rendah. Menurut Sawitri Supardi Sadarjoen pedophilia merupakan
cinta kepada anak, akan tetapi terjadi perkembangan kemudian, sehingga secara umum digunakan sebagai istilah untuk menerangkan salah satu kelainan
perkembangan psioseksual dimana individu memiliki hasrat erotis yang abnormal terhadap anak anak
2. Tujuan
a. Untuk mengurangi korban akibat pedophilia
b. untuk menghentikan pelaku pedophilia yang semakin banyak
c. untuk mengetahu apa saja penyebab terjadinya pedophilia
3. Sasaran
a. Keluarga
Keluarga harus mengawasi anak anaknya agar anak anaknya tidak menjadi korban pedophilia
b. Pihak berwajib
C. Pemerintah
Pemerintah harus menangani masalah ini dengan serius karena banyak sekali korban pedophilia akhir akhir ini
 

BAB II  PERMASALAHAN
Pedofilia  adalah paraphilia yang melibatkan ketertarikan abnormal terhadap anak-anak. Paraphilia sendiri berarti gangguan yang dicirikan oleh dorongan seksual yang intens berulang, serta fantasi seksual yang umumnya melibatkan: objek bukan manusia; penderitaan atau penghinaan terhadap diri sendiri atau pasangan; atau hewan dan anak-anak.
Pedofilia juga merupakan gangguan psikoseksual, yang mana fantasi atau tindakan seksual dengan anak-anak prapubertas merupakan cara yang untuk mencapai gairah dan kepuasan seksual.
Perilaku ini mungkin diarahkan terhadap anak-anak berjenis kelamin sama atau berbeda dengan pelaku.

Beberapa pedofil tertarik pada anak laki-laki maupun perempuan. Sebagian pedofil ada yang hanya tertarik pada anak-anak, tapi ada pula yang juga tertarik dengan orang dewasa dan anak-anak.

Definisi
Kebanyakan pakar kesehatan mental membatasi definisi pedofilia sebagai aktivitas seksual dengan anak-anak praremaja, yang umumnya berusia 13 tahun atau lebih muda.

Beberapa pedofil membatasi perilaku mereka dengan mengekspos diri atau bermasturbasi di depan anak, atau mencumbu dan membuka baju anak, tapi tanpa kontak kelamin. Namun, ada pula pedofil yang memaksa anak melakukan seks oral atau berhubungan intim.

Sebagian ahli menganggap pedofilia timbul karena faktor psikososial daripada karakteristik biologi. Sebagian orang berpendapat pedofilia timbul akibat pelecehan seksual yang dialami seseorang ketika kecil. Sementara itu, ada juga yang berpikir perilaku itu berasal dari interaksi pelaku dengan orang tua selama tahun-tahun awal kehidupannya.

Beberapa peneliti mengungkapkan, seorang pedofil mengalami perkembangan emosional yang tertahan. Mereka tidak pernah dewasa secara psikologis sehingga lebih tertarik terhadap anak-anak. Pedofilia juga dipercaya timbul akibat kebutuhan untuk mendominasi pasangan. Karena anak-anak bertubuh lebih kecil dan biasanya lebih lemah dibandingkan orang dewasa, mereka dapat dianggap sebagai mitra potensial yang tidak mengancam.
Ciri-ciri pedofil
 

Seorang pedofil sering tampak sangat menarik bagi anak-anak yang menjadi korban potensialnya. Mereka sering menawarkan jasa sukarela ke berbaai organisasi yang melayani atau memungkinkan untuk berdekatan dengan anak-anak muda.

Dalam beberapa kasus, pedofil bisa saja orang dekat yang menawarkan diri untuk mengasuh anak-anak yang termasuk dalam keluarga besarnya. Seorang pedofil biasanya memiliki kemampuan interpersonal yang baik dengan anak-anak, dan dapat dengan mudah mendapatkan kepercayaan anak-anak.

Beberapa pedofilia kerap melemparkan alasan dan menyalahkan anak-anak atas tindakan amoral yang dilakukannya. Mereka mungkin menyalahkan anak-anak karena terlalu menarik atau provokatif secara seksual. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, sejumlah kriteria berikut ini
dapat diterapkan untuk mendiagnosis pedofilia:

1. Selama periode setidaknya enam bulan, seorang pedofil mengalami kebangkitan fantasi seksual berulang  dan intens, dorongan seksual atau perilaku aktual yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak praremaja atau anak-anak berusia 13 tahun atau lebih muda.
2. Fantasi, dorongan seksual atau perilaku tersebut menyebabkan tekanan yang signifikan atau penurunan di bidang sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting dalam fungsi sehari-hari lainnya.
3. Orang yang dikategorikan sebagai pedofil setidaknya berusia enam belas tahun dan minimal lima tahun lebih tua daripada anak atau anak-anak yang menjadi objek atau sasaran minat atau kegiatan seksualnya.
4. Diagnosis pedofilia tidak dapat diterapkan pada individu di masa remaja akhir (usia 17-19) yang terlibat dalam hubungan seksual dengan individu berusia 12-13 tahun.

Tindak pencegahan
Metode utama untuk mencegah pedofilia adalah menghindari situasi yang dapat memicu tindak pedofil. Jangan meninggalkan anak-anak sendirian dengan orang dewasa lain, kecuali orang tua atau anggota keluarga yang dapat dipercaya.

Anak-anak harus diajarkan untuk berteriak atau berlari jika mereka dihadapkan dengan situasi yang tidak nyaman. Mereka juga harus diajarkan bahwa mereka diharapkan berteriak atau memanggil bantuan dalam situasi seperti itu.
                                                                                                           

Cara lain untuk mencegah pedofilia adalah lewat pendidikan. Anak-anak harus diajarkan untuk mencegah situasi yang membuat mereka rawan terhadap pedofilia. Orang dewasa yang bekerja dengan kaum muda harus diajarkan untuk menghindari situasi yang dapat ditafsirkan sebagai pedofilia. 

1.      Kekuatan (Strength)
a.       Kelainan Biologis
b.      Dorongan Seksual


2.      Kelemahan (Weakness)
a.       Kurangnya iman
b.      Karena dulunya menjadi korban dari pedophilia

3.      Peluang (Opportunity)
a.       Karena anak-anak bertubuh lebih kecil dan biasanya lebih lemah dibandingkan orang dewasa


4.      Tantangan/Hambatan (Threats)
a.     Bisa terkena HIV
b.    Di penjara
 c. Di kebiri atau menghilangkan cairan testis
 
BAB III  KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
a. Pedophilia adalah gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai beranjak dewasa
b. seorang pedofil mengalami perkembangan emosional yang tertahan. Mereka tidak pernah dewasa secara psikologis sehingga lebih tertarik terhadap anak-anak

2. Rekomendasi
a.         diperlukan dukungan dan pengawasan dari lingkungan keluarga
b.         anak harus di ajarkan untuk berteriak dan meminta tolong agar tidak terjadi korban pedophilia
 
Referensi :

1.   https://prezi.com/czxhwigy0117/pelecehan-seksual-pada-anak/
2.   https://rachmade.wordpress.com/2010/11/29/penyakit-kelainan-seksual-dan-dampaknya/
3.   http://blogfortugas.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-paedophilia.html
4.   https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130303055057AAY4E5C
5.   http://www.dw.com/id/darimana-hasrat-seksual-pedofil-berasal/a-17651137
 

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar